Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts

Saturday, 20 November 2010

Kesusastraan


Secara morfologis kata kesusastraan, yang lebih sering hanya disebut sastra, dapat diuraikan atas konfiks ke-an yang berarti 'semua yang berkaitan dengani, prefiks su 'baik, indah, berguna' dan bentuk dasar sastra yang berarti 'kata, tulisan, ilmu'.
Jadi, menurut uraian di atas kesusastraan adalah semua yang berkaitan dengan tulisan yang indah. Sedang menurut arti istilah, kesusastraan atau sastra ialah cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai medium.
Umumnya dikatakan bahwa keindahan atau nilai estetis suatu cipta sastra timbul karena adanya keserasian, kesepadanan, atau keharmonisan antara isi (= topik, amanat) dengan bentuk (= cara pengungkapan isi).
Keindahan inilah yang kemudian merebut perhatian pembaca, dan menarik mereka ke dalam penghayatan terhadap cipta sastra tersebut. Adanya nilai keindahan itulah yang membangkitkan perasaan hati, sedih, gembira, puas atau sebaliknya kecewa di dalam batin pembaca. 

a. Sejarah Kesusastraan

Yang dimaksud dengan sejarah kesusastraan di sini ialah keterangan yang membeberkan perkembangan kesusastraan dari mulai timbulnya sampai sekarang. Kesusastraan Indonesia dapat dikatakan berawal dari jenis sastra lisan yang disampaikan secara leluri atau dari mulut ke mulut. Sumber karya sastra Indonesia tertua berbentuk tambo karya Tuno Muhamad Sri Lanang, yaitu Sejarah Melayu (1615).
Penulisan sastra kemudian dikembangkan oleh pelopor masa peralihan, yaitu Abdullah bin Abdulkadir Munsi, yaim pada tahun 1797. Setelah itu muncul Angkatan Balai Pustaka (1920-an), Angkatan Pujangga Baru (1930-an), Angkatan 45, Angkatan 50, Angkatan 66, dan sampai sekarang. Pembagian kesusastraan menurut perkembangan jaman di Indonesia yang juga disebut Periodisasi Kesusastraan Indonesia adalah sebagai berikut: 

I. Kesusastraan Lama :
1. masa Purba.
2. masa Hindu-Arab. 

II. Kesusastraan Peralihan :
1. masa Abdullah bin Abdulkadir Munsi.
2. masa Balai Pustaka (1920-an )

III. Kesusastraan Baru :
1. masa Angkatan Pujangga Baru.
2. masa Angkatan 45.
3. masa Angkatan 50.
4. masa Angkatan 66. 

b. Ragam Karya Sastra

Ragam karya sastra secara garis besar ada dua, yaitu :

1. Prosa
Prosa ialah karangan yang tidak terikat, yang ditonjolkan adalah isi dan keindahan bahasanya;

2. Puisi.
Puisi adalah karya sastra yang terikat oleh rima, irama, dan bait.
Puisi ini merupakan bentuk karya sastra yang terikat oleh jumlah bait, jumlah larik tiap bait, jumlah silaba tiap larik, dan rima.

c. Puisi Lama :

1. Mantra
Mantra merupakan salah satu bentuk puisi asli Indonesia terdiri atas beberapa bait dengan rangkaian kata yang benilai ritmis. Bahasa mantra dianggap mengandung kekuatan magis, oleh karenanya tidak semua orang dizinkan membacanya kecuali ahlinya, yaitu pawang.

Pasu jantan, pasu rencana
Tutup pasu, penolak pasu
Kau menantang pada aku
Terjantang mataku

Jantungku sudah kugantung
Hati kau sudah kurantai
Sipulut namanya usar
Berderailah daun selasih

Aku tutup hati yang besar
Aku gantung lidah yang fasik
Jantungku sudah kugantung
Hatiku sudah kurantai

Rantai Allah, rantai Muhammad
Rantai Baginda Rasulallah

2. Pantun
Bentu puisi asli Indonesia yang biasanya tiap bait terdiri atas empat baris yang dibagi atas dua baris pertama mempakan sampiran, dan dua baris berikutnya merupakan isi. Rimanya adalah a b a b.

Berburu ke padang datar
mendapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
bagai bunga kembang tak jadi

3. Karmina atau Pantun kilat 
Pantun terdiri atas 2 larik; 1 sampiran dan 1 isi

Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula

4. Talibun
Terdiri atas 6 larik: 3 sampiran, 3 isi

Kalau anak pergi ke lepau
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
lbu cari sanakpun cari
lnduksemang cari dahulu 

5. Seloka atau Pantun Berkait 
Ada pertalian antarbait pantun yang satu dengan yang lainnya

Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tidak akan rusuh
Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan
turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan
kemana untung diserahkan

6. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India). Tiap bait terdiri alas dua baris, berisi nasihat. Pengarang gurindam yang terkenal adalah Raja Ali Haji dengan karyanya yang berjudul Gurindam Dua Belas.

Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat

Barang siapa tinggalkan sembahyang
Bagai rumah tiada bertiang

Jika suami tak berhati lurus
Istripun kelak memadi kurus

7. Syair
Merupakan puisi lama yang berasal dari Arab. Tiap bait terdiri atas empat baris. Tiap baris biasanya mempunyai delapan sampai dua belas silaba (suku kata). Isinya cerita den rimanya adalah a a a a.

Bulan purnama cahaya terang
bintang seperti intan di karang
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di amah seberang

Pungguk becinta pagi dan petang
melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya datang
dari saujana pungguk menentang.

d. Puisi Baru
Bentuk puisi ini berbait dan berirama tetapi tidak terikat oleh jumlah bait, jumlah baris, jumlah silaba dan rima. Puisi baru lebih mementingkan isi daripada irama.

Berdasarkan isinya, puisi baru dibedakan atas balada, elegi, romans, ode, himne, epigram, dan satire.

1. Balada :
bentuk puisi baru yang isinya berupa cerita dan kisah perjalanan hidup seseorang.

2. Elegi :
bentuk puisi baru yang berisi kesedihan, suara sukma yang meratap, batin yang mengeluh, serta tangisan hati.

3. Romans :
bentuk puisi baru yang isinya merupakan luapan perasaan kasih sayang, cinta terhadap sesama.

4. Ode :
bentuk puisi baru yang isinya berupa senjungan kepada pahlawan. Bentuk puisi ini juga dikatakan puisi kepahlawanan.

5. Himne :
bentuk puisi baru yang isinya berupa sanjungan terhadap Tuhan.

Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)

6. Epigram :
bentuk puisi baru yang isinya mengandung semangat yang ditujukan kepada generasi muda.

Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)

7. Satire :
Bentuk puisi baru yang berisi sindiran.

Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.

Berdasarkan jumlah lariknya, puisi baru dibedakan atas :
• distikon (2 larik),
• terzina (3 larik),
• kuatrin (4 larik),
• selestet atau dobel terzina (6 larik),
• septima (7 larik),
• oktaf (8 larik), dan
• soneta (14 larik). 

e. Prosa Lama
Prosa lama cenderung bersifat imajinatif, istanasentris, didaktif, anonim, dan bentuk serta isinya statis, sedangkan prosa baru bersifar realistis (melukiskan kenyataan sehari-hari), dinamis atau mengalami perubahan terus-menerus sesuai dengan pembahan masa, dan tidak anonim.
Yang termasuk prosa lama ialah:

A. Dongeng
yaitu bentuk prosa lama yang semata-mata berdasarkan khayal dan disampaikan secara lisan, Selanjutnya dongeng dibedakan lagi alas:

1. Fabel  
dongeng yang tokoh-tokohnya adalah binatang
Contoh:
Kancil Yang Cerdik
Bayan Budiman

2. Legenda 
dongeng yang isinya dikaitkan dengan keunikan atau keajaiban alam
Contoh:
Asal-usul Kota Banyuwangi
Sangkuriang 

3. Sage 
dongeng yang mengandung unsur-unsur sejarah
Contoh :
Darmuawulan
Terjadinya Kota Majapahit 

4. Mite 
dongeng lentang dewan-dewa atau makhluk lain yang diauggap mempunyai sijat kedewaan, dan sakral
Contoh:
Cerita Gerhana
Nyi Loro Kidul
Hikayat Sang Boma

5. Epos 
Wiracarita/dongeng kepahlawanan
Contoh:
Ramayana
Mahabarata

6. Dongeng Jenaka 
dongeng yang menceritakan kebodohan atau perilaku seseorang yang penuh kejenakaan atau lelucon
Contoh:
Pak Pandir
Pak Belalang
Si Lebai Malang
Abu Nawas 

B. Hikayat
yaitu prosa lama yang isinya mengenai kejadian-kejadian di lingkungan istana, tentang keluarga raja.
Contoh:
Hikayat Hang Tuah
Hikayat Si Miskin
Hikayal Panca Tantra
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Dalang Indra Kusuma
Hikayat Amir Hamzah 

C. Silsilah atau tambo,
yaitu semacam sejarah, tetapi isinya sudah bercampur dengan khayalan sehingga banyak cerita yang tidak tercerna oleh pikiran sehat.
Contoh:
Sejarah Melayu
HikayatRaja-raja Pasai
Sejarah Melayu-Bugis

f. Prosa Baru
Yang tergolong prosa baru adalah roman, novel, cerpen, biografi, drama, kritik, dan esai.

a. Roman
Bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau meninggal dunia. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:

1. Roman bertendens,
yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh:
Layar Terkembang oleh : Sutan Takdir Alisyahbana.
Salah Asuhan oleh: Abdul Muis.
Darah Muda oleh: Adinegoro. 

2. Roman sosial,
memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan.
Contoh:
Sengsara Membawa Nikmat oleh: Tulis St. Sati.
Neraka Dunia oleh: Adinegoro. 

3. Roman sejarah,
yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh:
Hulubalang Raja oleh: Nur St. Iskandar.
Tambera oleh: Utuy Tatang Sontani.
Surapati oleh: Abdul Muis. 

4. Roman psikologis,
yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya.
Contoh:
Atheis oleh: Achdiat Kartamiharja.
Katak Hendak Menjadi Lembu oleh: Nur St. Iskandar.
Belenggu oleh: Armijn Pane. 

5. Roman detektif,
yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan.
Contoh:
Mencari Pencuri Anak Perawan oleh: Suman HS.
Percobaan Seria oleh: Suman HS.
Kasih Tak Terlerai oleh: Suman HS.

b. Novel
Berasal dari Italia yaitu novella 'berita' . Bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen.
Contoh:
Ave Maria oleh: Idrus
Keluarga Gerilya oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Perburuan oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Ziarah oleh: Iwan Simatupang.
Surabaya oleh: Idrus 

c. Cerpen
Cerpen Bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahannasib pelakunya.
Contoh:
Radio Masyarakat oleh : Rosihan anwar
Bola Lampu oleh : Asrul Sani
Teman Duduk oleh : Moh. Kosim
Wajah yang Bembah oleh : Trisno Sumarjo
Robohnya Surau Kami oleh : A.A. Navis

d. Biografi
Bentuk prosa yang menceritakan riwayat hidup seseorang. Biografi yang menceritakan kehidupan pengarangnya sendiri disebut autobiografi. Contoh:
Hikayat Abdullah oleh: Abdullah bin Abdul kadir Munsi.
Pengalaman Masa Kecil oleh: Nur St Iskandar.

e. Drama
(Yunani: drama 'Tindakan, perbuatan'); karya sastra yang ditulis untuk dipanggungkan, dan bercorak dramatik. Sebuah drama terbagi atas beberapa bagian yang disebut babak dan babak dibagi atas beberapa adegan.Diawali oleh prolog, yaitu kata pendahuluan yang menarik perhatian penonton ke dalam suasana yang dikehendaki, dan diakhiri oleh epilog, yakni kata-kata yang mengandung iktisar seluruh cerita. Sedang percakapan antara dua pelaku disebut dialog
Contoh:
Nyai Dasimah oleh: Rustandi
Bebasari oleh: Rustam Effendi
Kertajaya oleh: Sanusi Pane
Lukisan Masa oleh: Armijn Pane
Manusia Baru oleh: Sanusi Pane
Sandyangkalaning Majapahit oleh Sanusi Pane
Ken Arok Ken Dedes oleh: Mohamad Yamin
Sedih dan Gembira oleh:Usmar Ismail
Taufan Atas Asia oleh: El Hakim
Bulan Bujur Sangkar oleh: Iwan Simatupang

g. Unsur-unsur Karya Sastra

1. Unsur lntrinsik,
unsur-unsur yang tendapat di dalam diri karya sastra itu sendiri, yakni :
a. Tema (pokok penceritaan)
b. Alur (plot) adalah jalinan peristiwa yang membangun cerita yang mempunyai hubungan sebab-akibat
c. Penokohan/perwatakan
d. Latar (tempat, waktu, dan suasana yang melingkupi terjadinya cerita)
e. Gaya bahasa penceritaan
f. Sudutpandang
g. Amanat 

2. Unsur Ekstrimik,
unsur-unsur (faktor-faktor) yang terdapat di luar karya sastra yang mempengaruhi kelahiran dan keberadaan suatu karya sastra dan mempermudah memahami karya sastra tersebut.
Faktor-faktor tersebut antara lain: biografi pengarang, agama, dan falsafah yang dianut pengarang, sejarah, dan kondisi sosial ekonomi masyrakat yang melatarbelakangi terciptanya karya sastra.

h. Persamaan dan Perbedaan Karmina, Distikon dan Gurindam

Persamaan : Sama-sama dua baris dalam satu bait

Perbedaan : 

Karmina :
baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi. contoh :
dahulu karang sekarang besi, dahulu sayang sekarang benci.

Distikon :
lebih mementingkan isi di samping irama, tidak terikat (bebas). contoh :
berkali kita tinggal,ulangi lagi dan cari akal

Gurindam :
baris pertama merupakan sebab atau persoalan sedangkan baris kedua merupakan akibat atau penyelesaian. contoh : kurang pikir kurang siasat,tentu dirimu akan sesat. 

i. Persamaan dan Perbedaan antara Pantun dari Syair

Persamaan :
keduanya mempunym baris yang sama dalam satu bait, yaitu 4 baris.

Perbedaan :
sajak akhir berirama ab-ab pada pantun dan aa-aa pada syair. 
Pantun berisi sampiran dan isi sedangkan syair merupakan rangkaian cerita.

j. Persamaan dan Perbedaan antara Pantun dan Soneta

Persamaan :
oktaf (8 baris pertama) pada soneta melukiskan alam sama halnya sampiran pada pantun, dan sektet (6 baris terakhir) merupakan kesimpulan dari oktaf, sama halnya dengan isi pada pantun. Peralihan dari oktaf ke sektet dalam soneta disebut volta.

Perbedaan :
terletak dari rumus sajak akhir, soneta rumus persajakan akhirnya masing-masing abba-abba-cdc-dcd sedangkan pantun ab-ab, dan tentu saja jumlah baris pada soneta 14 baris, terdiri dari 4 bait yakni dua buah kuatrain yang disebut oktaf dan dua buah terzina yang disebut sektet, sedangkan pantun hanya 4 baris. Pantun mewakili kesusastraan puisi lama sedangkam soneta mewakili kesusastramn puisi baru.

k. Persamaan dan Perbedaan antara Roman, Novel, dan Cerpen

Persamaan : sama-sama mewakili kesusastraan prosa baru.

Perbedaan :
a. Roman lebih panjang daripada novel dan novel lebih panjang daripada cerpen.
b. Roman menceritakan seluruh kehidupan dari kecil sampai mati, novel menceritakan kejadian yang luar biasa yang mengubah nasib pelaku, dan cerpen hanya menceritakan kejadian dalam kehidupan yang luas.
c. Roman dan novel terdiri atas beberapa alur sedangkan cerpen hanya sate alur.

l. Perbedaan antara Novel dan Hikayat

a. Novel merupakan bentuk kesusastraan baru sedangkan hikayat bentuk kesusastraan lama.
b. Novel lebih pendek daripada roman sedangkan hikayat sama dengan roman.
c. Novel menceritakan kehidupan masyarakat sedangkan hikayat menceritakan kehidupan raja-raja atau dewa-dewa.
d. Novel dihiasi ilustrasi kehidupan yang realistis sedangkan hikayat dihiasi dongengan yang serba indah dan fantastis. 

m. Aliran-aliran Kesusastraan

1. Realisme,
Aliran kesusastraan yang mengambil realitas sebagai unsur terpenting bagi karya sastra. Jadi, merupakan aliran yang berlandaskan pada kenyataan sehari-hari yang hidup dalam suatu masyarakat.
Realisme dibagi menjadi :
a. lmpresionisme, aliran yang mementingkan kesan sepintas dalam karya sastra.
b. Naturalisme, bagian dari realisme, yang cenderung melukiskan segi-segi bentuk atau kebobrokan yang terdapat dalam lingkungan masyarakat.
c. Determinisme, cabang naturalisme, yang menampilkan semacam paksaan nasib atas pelakunya. Dalam hal ini nasib bukan yang dikarenakan ketidakmampuan pelaku, tetapi karena keadaan masyarakat, penyakit keturunan, dll. 

2. Ekspresionisme,
Aliran yang menampilkan curahan atau gejolak jiwa pengarang sendiri. Kebanyakan digunakan dalarn puisi. Ekspresionisme dibagi menjadi :
a. Romantik, aliran yang terlalu mengutamakan perasaan; bahkan kadang-kadang penuh angan-angan yang menyeret kita pada alam yang fantastis.
b. Simbolik, aliran yang mempelajari pemakaian citraan yang konkret untuk mengungkapkan perasaan atau ide yang abstrak.
c. Surealisme, aliran yang berusaha mengungkapkan pengaruh bawah sadar.
d. Psikologisme,aliran yang mengutamakan penguraian jiwa tokoh dalam karya sastra berdasarkan teori psikologi yang dipergunakan pengarangnya.

Saturday, 6 November 2010

Kata Ulang (Reduplikasi)


Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar. 

A. Macam-macam Reduplikasi

Ada beberapa macam reduplikasi, sebagai berikut :
1. Kata ulang penuh, yaitu yang diperoleh dengan mengulang seluruh bentuk dasar; 
Ada dua. macam :
a. Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga : ibu-ibu, buku-buku, murid-murid
b. Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan : ujian-ujian, kunjungan-kunjungan, persoalan-persoalan

2. Dwipurwa, yang terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk dasarnya : reranting, lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut. di antara dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kata ulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman.

3. Dwilingga salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan bunyi :
sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki,seluk-beluk, compang-camping, hingar-bingar, hiruk-pikuk, ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta, dan lain-lain.

4. Kata ulang berimbuhan :
berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gem uruh, rias-merias, tulis-menulis, berbalas-balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur, meraba-raba, menjulur-julurkan, dan lain-lain.

5. Kata ulang semu :
bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi bukan hasil pengulangan atau redupikasi ) : laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, dan empek-empek.


B. Makna dalam Reduplikasi

Reduplikasi menyatakan arti antara lain sebagai berikut:
1. 'Jamak'
Murid-murid berkumpul di halaman sekolah. Di perpusatakaan terdapat buku-buku pelajaran. 

2. 'intensitas kualitatif'
Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang dijual di toko itu bagus-bagus. 

3. 'intensitas kuantitatif'
Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akibat perang berkepanjangan. Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas. 

4. 'intensitas frekuentatif'
Orang itu berjalan mondar-mandir. Pada akhir bulan ini ayah pergi-pergi saja. Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya. 

5. 'melemahkan'
Warna bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum kemalu-maluan melihat calon mertuanya datang. 

6. 'bermacam-macam'
Pepohonan menghiasi puncak bukit itu. lbu membeli buah-buahan. Sayur-mayur dijual di pasar itu. 

7. 'menyerupai'
Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan. Orang-orangan dipasang di tengah sawah. Adik bermain mobil-mobilan. 

8. 'resiproks (saling)'
Mereka tolong-menolong menggarap ladang. Kedua anak itu berpukul-pukulan setelah cekcok mulut 

9. 'dalam keadaan'
Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman jahiliyah banyak orang dikubur hidup-hidup. 

10. 'walaupun meskipun'
Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan perampok itu. 

11. 'perihal'
Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-memasak dan jahit-menjahit. Sekretatis di kantor kami bukan hanya menangani surat-menyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar gaji pegawai. 

12. 'seenaknya, semaunya atau tidak serius'
Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di hawah pohon Kerjanya hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah di kamar. 

13. 'tindakan untuk bersenang-senang'
Mereka makan-makan di restoran tadi malam.

Friday, 2 April 2010

Ragam Kalimat



Dalam artikel kali ini saya akan membahas mengenai berbagai macam penggolongan/ragam kalimat.

A. Berdasarkan kandungan informasinya :

1. Kalimat deklaratif atau kalimat pernyataan,
yaitu kalimat yang mengandung informasi tentang suatu hal untuk disampaikan kepada orang kedua agar yang bersangkutan memakluminya.
Contoh :
Besok paman pergi ke Medan.
Kecemburuan pribumi terhadap nonpribumi, terutama golongan Cina, Saya pikir hanya karena perbedaan status sosial 

2. Kalimat interogatif atau kalimat tanya,
ialah yang berisi permintaan agar orang kedua memberi informasi tentang sesualu. 
Contoh :
Dia pergi ke situ?
Siapa menurut pendapatmu yang akan lulus?

3. Kalimat imperatif atau kalimat perintah,
yaitu kalimat yang mengandung permintaan agar orang kedua melakukan tindakan atau mengambil sikap tertentu sesuai dengan kata kerja yang dimaksud. 
Contoh :
Silakan dinikmati hidangan yang Kami sediakan ini.
Sebaliknya kalian segera menyelesaikan tugas masing-masing.

B. Berdasarkan jenis  predikat  :

1. Kalimat verbal,
yaitu yang predikatnya kata kerja.
contoh :
Adik tidur.
Dia tidak melamun, tetapi berpikir.

2. Kalimat nominal,
yang predikatnya bukan kata kerja.
Contoh
Mereka murid-murid kebanggaan.
Pelajar di sekolah ini hampir semuanya rajin dan disiplin

C. Berdasarkan hubungan antarklausanya :

1. Kalimat tunggal
ialah yang hanya mengandung satu klausa atau yang hanya mempunyai satu objek dan satu predikat.
Contoh :
Kita perlu berkreasi.
Mahasiswa itu mengadakan penelitian

2. Kalimat majemuk setara,
bila hubungan antara kedua pola itu sederajat, maka terdapatlah kalimat majemuk yang setara. Hubungan setara itu dapat diperinci lagi atas : 

a. Setara menggabungkan: 
penggabungan ini dapat terjadi dengan merangkaikan dua kalimat tunggal dengan diantarai kesenyapan antara atau dirangkaikan dengan kata-kata tugas seperti :
dan, lagi, sesudah itu, karena itu
Contoh :
Saya menangkap ayam itu, dan ibu memotongnya.
Ayah memanjat pohon mangga itu, sesudah itu dipetiknya beberapa buah.

b. Setara memilih:  
kata tugas yang dipakai untuk menyatakan hubungan ini adalah : atau.
Contoh :
Engkau tinggal saja di sini, atau engkau ikut dengan membawa barang itu.

c. Setara mempertentangkan : 
kata-kata tugas yang dipakai dalam hubungan ini adalah : tetapi, melainkan,hanya
Contoh :
Adiknya rajin, tetapi ia sendiri malas .
la tidak meniaga adiknya, melainkan membiarkannya saja.

d. Setara menguatkan : 
kata tugas yang digunakan :
bahkan. lagipula lagi.
Contoh :
Anak ini pintar, bahkan budi pekertinya baik. 

3. Kalimat kompleks / majemuk bertingkat,
yang disebutl juga kalimat majemuk bertingkat, yaitu kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua klausa, sedangkan klausa yang satu menjadi bagian klausa yang lain. Klausa yang menjadi bagian klausa yang lain disebut klausa terikat atau anak kalimat, sedang klausa yang memuat klausa terikat dinamakan klausa bebas.

Saya tidak tahu waktunya  ---> Saya tidak tahu kapan ayahnya kembali
(anak kalimat pengganti keterangan waktu.)

Dito sedang pergi bermain ---> Anak yang berbaju merah sedang pergi bermain
(anak kalimat pengganti subyek)

4. Kalimat majemuk rapatan,
adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek atau predikatnya sama maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.

Pekerjaannya hanya makan.
Pekerjaannya hanya tidur.
Pekerjaannya hanya merokok.

Semua kalimat tersebut kemudian dirapatkan menjadi:
Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok.

D. Berdasarkan ujaran orang ketiga :

1. Kalimat langsung
yaitu yang menyatakan pendapat orang ketiga dengan mengutip kata-katanya persis seperti waktu dikatakannya.
Misalnya :
"Aku benar-benar mencintaimu.Aku ingin kau menjadi millkkul" kata ibu kepada ayah.
"Kontak batin antara lbu dan anak," katanya, "ialah rahmat Tuhan yang tak ternilai harganya."

2. Kalimat tak langsung
kebalikan kalimat langsung, yaitu yang menyatakan isi ujaran orang ketiga tanpa mengulang kata-katanya secara tepat.
Misalnya :
Dia mengatakan bahwa kontak batin antara ibu dan anak adalah rahmat Tuhan ya,ng tak ternilai harganya.
D. J Schwartz menegaskan bahwa, yang pentlng bukan kenapa kita tidak maju, tetapl bagaimana kita harus maju.

E. Berdasarkan lengkap tidaknya unsur utama :

1. Kalimat lengkap
Kalimat yang unsur-unsur penyusunnya disebutkan semua

2. Kalimat elips
disebut juga kalimat tidak sempurna atau kalimat tak lengkap, yaitu kalimat yang sebagian unsurnya dihilangkan karena dianggap sudah jelas dari konteksnya.
Misalnya :
Ah, masa?
Yah... mudah-mudahan saja!

F. Berdasarkan urutan  subjek dan predikat :

1. Kalimat normal
Kalimat yang disusun subyek dahulu baru predikat

2. Kalimat inversi
disebut juga kalimat susun balik yaitu predikatnya mendahului subjek. 
Misalnya :
Telah dibenahi kakak semua mainan adik
Dialah pencurinya.

G. Berdasarkan diatesis :

1. Kalimat aktif
yaitu yang subjeknya dianggap melakukan tindakan seperti yang dimaksud oleh kata kerjanya.
Misalnya :
Amat belajar.
Dia mengambil bukunya Sari

2. Kalimat pasif
ialah kalimat yang mengandung predikat verbal yang menunjukkan bahwa subjek menjadi tujuan dan sasaran perbuatan yang dimaksud oleh verba tersebut.
Misalnya :
Bukunya sadah diambil.
Bingkisan tersebut sudah mereka kirim.
Tidak lama setelah dibebaskan dari hukuman itu, dia ketahuan mencuri lagi.
Akhirnya persoalan itu terselesaikan juga.

H. Berdasarkan unsur pusatnya :

1. Kalimat minor
yaitu yang hanya mengandung satu unsur pusat atau inti.
Contoh :
Diam!
Silakan saja!
Apa?

2. Kalimat mayor
yaitu yang mengandung lebih dari satu unsur pusat
Contoh :
Dia sudah berangkat
Kasur kakak rusak

I. Berdasarka ada tidaknya Obyek :

1. Kalimat Transitif
adalah kalimat yang membutuhkan obyek
Contoh :
Pak Banu menanam padi di sawah, ---> padi berkedudukan sebagai Obyek

2. Kalimat Intransitif
adalah kalimat yang tidak membutuhkan obyek.
Contoh :
Tina menangis di kamarnya

Monday, 15 March 2010

Kata Berimbuhan



Dalam tata bahasa tradisional afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. 
Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan. 

Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah yang disebut afiksasi.
  • prefiks atau awalan adalah afiks yang terletak di awal bentuk kata dasar. misalnya : ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-
  • Infiks atau sisipan adalah afiks yang disisipkan di dalam sebuah kata dasar. mesalnya :-em-, -er-, -el-,
  • sufiks atau akhiran adalah afiks yang terletak di akhir kata dasar. misalnya : -i -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if
  • konfiks adalah gabungan antara perfiks dan sufiks yang membentuk satu kesatuan dan bergabung dengan kata dasarnya secara serentak

Tidak semua afiks dibicarakan di sini. Yang akan dibahas hanya afiks-afiks yang memiliki frekuensi kemunculan dalam soal-soal tinggi. 

1. Prefiks me- :
berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural :
  1. 'melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar' contoh: menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat.
  2. 'membuat jadi atau menjadi' contoh : menggulai, menyatai, menjelas, meninggi, menurun, menghijau, menua
  3. 'mengerjakan dengan alat' contoh : mengetik, membajak, mengail mengunci, mengetam
  4. 'berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai' contoh: membujang, menjanda, membabi buta
  5. 'mencari atau mengumpulkan' contoh : mendamar, merotan. 

2. Prefiks ber :
berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri) Prefiks ini mengandung arti :
  1. 'mempunyai' contoh : bernama, beristri, beruang, berjanggut
  2. 'memakai' contoh : berbaju biru, berdasi, berbusana.
  3. 'melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)' contoh : berhias, bercukur, bersolek
  4. 'berada dalam keadaan' contoh : bersenang-senang, bermalas-malas, berpesta-ria, berleha-leha.
  5. 'saling', atau 'timbal-balik' (resiprok) contoh : bergelut, bertinju bersalaman, berbalasan. 

3. Prefiks pe- :
berfungsi membentuk kata benda.(dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda sendiri). Prefiks ini mendukung makna gramatikal :
  1. 'pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar' contoh : penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, pengubah, penatar, penyuruh, penambang.
  2. 'alat untuk me...' contoh : perekat, pengukur, penghadang, penggaris
  3. 'orang yang gemar' contoh : penjudi, pemabuk, peminum, pencuri pecandu, pemadat.
  4. 'orang yang di ...' contoh :  pesuruh.
  5. 'alat untuk ...' contoh : perasa, penglihat, penggali. 

4. Prefiks per- :
befungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti :
  1. 'membuat jadi' (kausatif) contoh: perbudak, perhamba, pertuan.
  2. 'membuat Iebih' contoh. pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
  3. `menbagi jadi' contoh: pertiga, persembilan. 

5. Prefiks di-, 
berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif, contoh : diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola.

6. Prefiks ter-
berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang dimiliki antara lain ialah :
  1. 'dalam keadaan di' contoh : terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat.
  2. 'dikenai tindakan secara tak sengaja', contoh : tertinju, terbawa, terpukul.
  3. 'dapat di-', contoh : terangkat, termakan, tertampung.
  4. ' paling (superlatif) ', contoh : terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk. 

7. Prefiks ke-, 
berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata benda, dan kata kerja. Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal 'yang di ... i', atau 'yang di ... kan', seperti pada kata kekasih dan ketua.

8. Sufiks -an, 
berfungsi membentuk kata benda. Prefiks ini mengandung arti :
  1. ' hasil ' atau ' akibat dari me- ' contoh : tulisan, ketikan, catatan, pukulan, hukuman, buatan,tinjauan, masukan.
  2. ' alat untuk melakukan pekerjaan ' contoh : timbangan, gilingan, gantungan.
  3. ' setiap ' contoh : harian, bulanan, tahunan, mingguan.
  4. ' kumpulan ', atau ' seperti ', atau ' banyak ' contoh : lautan, durian, rambutan. 

9. Konfiks ke-an,
berfungsi membentuk kata benda abstrak, kata sifat, dan kata kerja pasif. Konfiks ini bermakna :
  1. ' hal tentang ' contoh : kesusastraan, kehutanan, keadilan, kemanusiaan, kemasyarakatan, ketidakmampuan, kelaziman.
  2. ' yang di...i ' contoh : kegemaran ' yang digemari ', kesukaan ' yang disukai ', kecintaan ' yang dicintai '..
  3. ' kena ', atau ' terkena ' contoh : kecopetan, kejatuhan, kehujanan, kebanjiran, kecolongan.
  4. ' terlalu 'contoh : kebesaran, kekecilan, kelonggaran, ketakutan.
  5. ' seperti ' contoh : kekanak-kanakan, kemerah-merahan. 

10. Konfiks pe-an, 
berfungsi membentuk kata benda. Arfi konfiks ini di antaranya ialah :
  1. ' proses ' contoh : pemeriksaan ' proses memeriksa ', penyesuaian ' proses menyesuaikan ', pelebaran ' proses melebarkan '.
  2. ' apa yang di- ' contoh : pengetahuan ' apa yang diketahui ', pengalaman ' apa yang dialami ' , pendapatan ' apa yang didapat ' 

11. Konfiks per-an, 
befungsi membentuk kata benda. Arti konfiks ini ialah :
  1. ' perihal ber- ' contoh : persahabatan ' perihal bersahabat ', perdagangan ' perihal berdagang ', perkebunan ' perihal berkebun ', pertemuan ' perihal bertemu '.
  2. ' tempat untuk ber- ' contoh : perhentian, perburuan, persimpangan, pertapaan.
  3. ' apa yang di ' contoh : pertanyaan, perkataan.